Archive for November 2015
BAB V PENGUMPULAN DATA
By : Unknown
METODE PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Pengumpul Data
Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan
sumber data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa
yang diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber
datanya. Apabila kita dapat menentukan sumber datanya, maka pertanyaan
berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera konsumen. Sumber
datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument apa yang bisa
dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat menanyakan langsung
kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini perlu alat bantu.
Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide (pedoman) pertanyaan
yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman wawancara ini merupakan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang selera konsumen, oleh
karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan
data.
B. Jenis metode atau instrument pengumpulan data
Metode pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada
umumnya instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode
pengumpulan data.
Untuk mendapat gambaran
hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan dalam table
berikut:
Metode pengumpulan data
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah atau dianalisis
1. TES
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka
dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain.
a.
Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap
kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus dan sebagainya.
b.
Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu
alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
c.
Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu
d.
Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang
lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan
terlebih dahulu memberikan pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang
ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan
dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah
pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan
tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
e.
Beberapa tes lain, missal tes intelegensia, tes bakat dll
Dalam menggunakan metode
tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri
dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
2. ANGKET (kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden.Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung dengan
sudut pandang tertentu,
a.
Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kuesioner
terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner
tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban
yang diberikan yaitu,
1) Kuesioner
langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya
2) Kuesioner
tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
c. Dipandang dari
bentuk pertanyaan yaitu,
1) Kuesioner
pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden
hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2) Kuesioner
isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
3) Check
list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada
kolom yang sesuai
4) Rating
scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Keuntungan penggunaan
kuesioner adalah:
a. Tidak
memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat
dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta
tidak ada beban / tekanan
c. Dapat
dibuat standar sehingga semua responden diberikan pertanyaan yang persis
sama.
Kelemahan penggunaan
kuesioner adalah:
a. Responden
sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang
terlewati ( tidak terjawab).
b. Walaupun
dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang
tidak jujur.
c. Tingkat
pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d. Waktu
pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang
terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.
Kuesioner yang disampaikan
ke responden sebaiknya diberi surat pengantar. Hal ini akan
memberikan kesan bahwa responden dihargai dan sangat diharapkan
partisipasinya.
Hal yang harus ada dalam
surat pengantar adalah:
1. Alamat
reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2. Tujuan
mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian tersebut
3. Pentingnya
responden dalam penelitian ini
4. Waktu
pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2
minggu sejak kuesioner diterima).
5. Jika
digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap
alamat peneliti dan sudah diberi perangko
6. Ucapan
terima kasih kepada responden
7. Nama
jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat pengantar
dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang
diterbitkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.
3. INTERVIEW
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk
menggali informasi.
Secara fisik , interview
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,
(1) interview terstruktur: Terdiri dari daftar pertanyaan
dimana pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban
yang telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa
responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang
tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara
langsung kelengkapan jawaban responden.
(2) Interview tidak terstruktur: adalah interview yang
dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun pewawancara tetap mengacu pada
data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam hal ini pewawancara juga dapat
menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal apa yang
perlu ditanyakan.
Melakukan interview bukan
merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus menciptakan
suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau menjawab
pertanyaan dengan jujur.
4. OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan
seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan,
pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut
pengamatan langsung.
Di dalam
penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman
gambar, rekaman suara dan lain-lain.
Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu,
a. Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan
oleh pengamat dengan tidak memakai instrument pengamatan.
b. Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan
memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang dipakai dapat
berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sehingga
pengamat tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.
5. DOKUMENTASI
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang
yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki
benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda
purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar.
Metode dokumentasi dapat
dilaksanakan dengan cara :
1) menggunakan pedoman
dokumentasi, yang memuat garis besar atau kategori dokumen yang akan
dicari datanya,
2) check list, yaitu daftar
variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal
memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam
daftar.
C. KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
Instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar
tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya
instrument pengumpul data.
Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan
tepat variable yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang
sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk mengetahui ketepatan data ini
diperlukan uji validitas.
Ada dua macam
validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan
validitas internal.
a. Validitas eksternal, jika data yang dihasilkan dari
instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain tentang variable
penelitian yang dimaksud.
Jadi ada sumber data
lain yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa
dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus
audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa dibandingkan dengan indek
prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika hasil tes audit berkorelasi dengan
indek prestasi maka secara teori instrument tes audit tersebut sudah memenuhi
validitas eksternal.
b. Validitas internal dicapai
apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrument dengan instrument
secara keseluruhan.
Dengan kata lain
sebuah instrument dikatakan mempunyai memiliki validitas internal jika
setiap bagian instrument mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan,
yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud
dengan bagian instrument dapat berupa butir butir pertanyaan dari
kuesioner atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir
tersebut yang mencerminkan suatu factor. Sehubungan dengan ini maka ada istilah validitas
butir dan faliditas factor. Sebuah instrument mempunyai validitas butir /
factor yang tinggi apabila butir-butir atau factor yang membentuk
instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak
akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa
kalipun diambil tetap menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu
instrument dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan
pengukuran yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.
Ada dua jenis reliabilitas
yaitu reliabilitas eksternal danreliabilitas internal.
Seperti halnya
validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika
ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian
diperoleh reliabilitas eksternal. Jika pengujian dilakukan dengan
menggunakan data dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan
reliabilitas internal.
Untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS (Statistical Product and
Service Solution)
PENGUMPULAN DATA
Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti
melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa
memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih untuk
keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample
penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
Kemudian jika digunakan
tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul data tersebut
harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa yang
seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika
pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan
mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang
dikumpulkan salah. Seorang pengumpul data juga harus mempunyai keahlian
dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka pengumpulan data semakin
dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias data yang terkumpul.
Jika instrument yang
digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka masalah yang
sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam hal ini
peneliti dapat mengirim surat kepada responden untuk mengingatkan
kembali kuesioner yang telah disampaikan, dan meyakinkan bahwa kesediaan
responden sangat diharapkan dan berarti.
Dibandingkan dengan
instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data dengan
wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih banyak dan
lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu, oleh karena
itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar diperoleh
data yang obyektif dan reliable.
Latihan untuk pewawancara
pada umumnya melalui 2 tahapyaitu:
a. Tahap pertama, calon pewancara mempelajari pedoman
wawancara dan hal –hal yang terkait dengan kondisi wawancara, transaportasi,
pengamanan data, variable yang diungkap dan sebagainya. Pada kesempatan ini
perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti sebaiknya diungkapkan atau tidak,
karena adakalanya justru membuat pewawancara mempunyai kecenderungan
mengarah data kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.
b. Tahap kedua, calon pewawancara dilatih bagaimana
menjadi pewawancara yang baik, bagaimana dating, membuka percakapan,
mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon sampai ke menutup
pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, suasana harus tetap
rileks agar data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan dapat dipercaya.
Dalam uji coba peneliti harus mencatat teknik dan kondisi yang
mana yang paling mendukung penerimaan informasi yang paling tepat.
Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video sehingga dapat
dilakukan evaluasi.
Pengertian
Metode Pengumpulan Data
Jika
di lihat dari pengertian metode pengumpulan data menurut ahli metode
pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan,
kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian .
Metode pengumpulan data ini termasuk kategori
laporan diri (personal report) / Deskripsi diri (self descriptive). Individu
melaporkan tentang keadaan dirinya berdasarkan pertanyaan atau perintah yang
diberikan kepadanya.
Sumber Data Dan Metode
Pengumpulan Data
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut
yaitu :
1. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui
•Wawancara, Observasi, Tes,
•Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
•Pengukuran Fisik
•Percobaan Laboratorium
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
•Biro Pusat Statistik (BPS)
•Rumah sakit
•Lembaga atau institusi
Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan
kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat/direkam
2. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan
alat rekam elektronik
3. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan
sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference.
Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
4. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik
dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data
yang lain.
Dalam pengumpulan
data penelitian membutuhkan suatu
instrumen. Instrumen ini dibutuhkan untuk pengambilan data untuk penelitian
baik penelitian
kualitatif maupun penelitian
kuantitatif. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.
METODE PENGUMPULAN DATA
A. Instrumen Pengumpul Data
Telah dibahas pada bab sebelumnya tentang variable penelitian dan menentukan
sumber data penelitian. Dari variable penelitian dapat diidentifikasi data apa
yang diperlukan dan selanjutnya dapat ditentukan dari mana sumber
datanya. Apabila kita dapat menentukan sumber datanya, maka pertanyaan
berikut adalah instrument (alat) apa yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Misal seorang peneliti ingin mendapatkan data tentang selera konsumen. Sumber
datanya tentu konsumen (person), masalahnya adalah instrument apa yang bisa
dipakai untuk mengumpulkan data ? Dalam hal ini kita dapat menanyakan langsung
kepada konsumen dengan mewancarainya, untuk wawancara ini perlu alat bantu.
Secara minimal alat bantu yang dapat dipakai adalah guide (pedoman) pertanyaan
yang akan diajukan ke konsumen dan alat tulis. Pedoman wawancara ini merupakan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang selera konsumen, oleh
karena itu pedoman wawancara ini dapat dikatakan sebagai instrument pengumpulan
data.
B. Jenis metode atau instrument pengumpulan data
Metode pengumpulan data berhubungan dengan instrument pengumpulan data. Pada
umumnya instrumen pengumpulan data mempunyai nama yang sama dengan metode
pengumpulan data.
Untuk mendapat gambaran
hubungan antara metode dengan instrument penelitian disajikan dalam table
berikut:
Metode pengumpulan data
adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Sedangkan instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah untuk diolah atau dianalisis
1. TES
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, ketrampilan, intelegensia atau kemampuan yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.Ditinjau dari sasaran atau objek yang dievaluasi, maka
dibedakan adanya beberapa macam tes atau alat ukur lain.
a.
Tes kepribadian atau personality test, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap
kepribadian seseorang. Hal yang diukur bias self concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus dan sebagainya.
b.
Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu
alat yang digunakan untuk mengukur berbagai sikap seseorang.
c.
Tes minat atau measurement of interest, adalah tes yang digunakan untuk menggali
minat seseorang terhadap sesuatu
d.
Tes prestasi atau achievement test, yaitu test yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Berbeda dengan tes yang
lain yang langsung menguji individu, maka tes prestasi dilakukan dengan
terlebih dahulu memberikan pengetahuan atau ketrampilan tertentu yang
ingin diujikan. Misal untuk mengetahui efektifitas suatu pelatihan karyawan
dilakukan dengan cara memberikan pelatihan terdahulu, kemudian setelah
pelatihan selesai karyawan diuji (tes) untuk mengetahui apakah pelatihan
tersebut dapat mencapai tujuan (sasaran) dari pelatihan tersebut.
e.
Beberapa tes lain, missal tes intelegensia, tes bakat dll
Dalam menggunakan metode
tes, peneliti menggunakan instrument berupa soal-soal tes, dan soal tes terdiri
dari banyak butir tes yang masing-masing mengukur satu jenis variable.
2. ANGKET (kuesioner)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden.Kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis tergantung dengan
sudut pandang tertentu,
a.
Dipandang dari cara menjawab, maka dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Kuesioner
terbuka, kuesioner yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner
tertutup. Kusioner yang sudah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih jawabannya yang ia anggap sesuai.
b.Dipandang dari jawaban
yang diberikan yaitu,
1) Kuesioner
langsung, yaitu jika responden menjawab tentang dirinya
2) Kuesioner
tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
c. Dipandang dari
bentuk pertanyaan yaitu,
1) Kuesioner
pilihan ganda, ini berarti sama dengan kuesioner tertutup karena responden
hanya menjawab berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia.
2) Kuesioner
isian, ini berarti sama dengan kuesioner terbuka, karena responden
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
3) Check
list, merupakan daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada
kolom yang sesuai
4) Rating
scale, yaitu pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan, missal dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Keuntungan penggunaan
kuesioner adalah:
a. Tidak
memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat
dibuat anonym sehingga responden dapat menjawab dengan bebas dan jujur serta
tidak ada beban / tekanan
c. Dapat
dibuat standar sehingga semua responden diberikan pertanyaan yang persis
sama.
Kelemahan penggunaan
kuesioner adalah:
a. Responden
sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang
terlewati ( tidak terjawab).
b. Walaupun
dibuat anonym, kadang kadang dengan sengaja responden memberikan jawaban yang
tidak jujur.
c. Tingkat
pengembalian kuesioner yang rendah, terutama jika dikirim lewat pos.
d. Waktu
pengembalian yang sangat bervariasi, yaitu ada yang cepat tapi juga banyak yang
terlambat sehingga menggangu atau memperlambat jadwal penyelesaian penelitian.
Kuesioner yang disampaikan
ke responden sebaiknya diberi surat pengantar. Hal ini akan
memberikan kesan bahwa responden dihargai dan sangat diharapkan
partisipasinya.
Hal yang harus ada dalam
surat pengantar adalah:
1. Alamat
reponden lengkap dengan jabatannya (jika ada)
2. Tujuan
mengadakan penelitian dan pentingnya penelitian tersebut
3. Pentingnya
responden dalam penelitian ini
4. Waktu
pengisian kuesioner (misal diharapkan kuesioner dikembalikan paling lambat 2
minggu sejak kuesioner diterima).
5. Jika
digunakan jasa pos sebaiknya disediakan amplom yang telah ditulis lengkap
alamat peneliti dan sudah diberi perangko
6. Ucapan
terima kasih kepada responden
7. Nama
jelas pengirim dan tanda tangan pengirim
Untuk skripsi, disamping surat pengantar
dari peneliti juga perlu melampirkan surat ijin penelitian yang
diterbitkan oleh institusi pendidikan yang bersangkutan.
3. INTERVIEW
Interview sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah merupakan dialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada responden untuk
menggali informasi.
Secara fisik , interview
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu,
(1) interview terstruktur: Terdiri dari daftar pertanyaan
dimana pewawancara tinggal memberikan tanda (tick mark) pada pilihan jawaban
yang telah disediakan. Dalam hal ini menjadi seperti kuesioner, bedanya bahwa
responden berhadapan langsung dengan pewawancara sehingga jika ada hal yang
tidak dimengerti dapat ditanyakan dan pewawancara dapat mengecek secara
langsung kelengkapan jawaban responden.
(2) Interview tidak terstruktur: adalah interview yang
dilakukan secara bebas oleh pewawancara, namun pewawancara tetap mengacu pada
data atau informasi apa yang diperlukan. Dalam hal ini pewawancara juga dapat
menggunakan pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal apa yang
perlu ditanyakan.
Melakukan interview bukan
merupakan pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus menciptakan
suasana santai tapi serius sehingga pihak yang diwawancarai mau menjawab
pertanyaan dengan jujur.
4. OBSERVASI
Didalam pengertian psikologik, observasi atau pengamatan adalah merupakan
seluruh kegiatan pengamatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Jadi observasi dapat dilakukan dengan penciuman, penglihatan,
pendengaran, peraba dan pengecap. Pengamatan dengan menggunakan indra disebut
pengamatan langsung.
Di dalam
penelitian observasi dapat dilakukan dengan menggunakan tes, kuesioner, rekaman
gambar, rekaman suara dan lain-lain.
Observasi dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu,
a. Observasi non sistematis, yaitu observasi yang dilakukan
oleh pengamat dengan tidak memakai instrument pengamatan.
b. Observasi sistematis, dilakukan oleh pengamat dengan
memakai instrument pengamatan. Dalam hal ini instrument yang dipakai dapat
berupa daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sehingga
pengamat tinggal memberikan tanda pada kolom tempat peristiwa muncul.
5. DOKUMENTASI
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya semua barang-barang yang
yang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi , peneliti menyelidiki
benda benda tertulis seperti buku, notulen rapat, catatan, peninggalan benda
purbakala yang merupakan symbol symbol atau gambar.
Metode dokumentasi dapat
dilaksanakan dengan cara :
1) menggunakan pedoman
dokumentasi, yang memuat garis besar atau kategori dokumen yang akan
dicari datanya,
2) check list, yaitu daftar
variable yang akan dikumpulkan datanya dimana dari daftar ini peneliti tinggal
memberikan tanda pada setiap item yang ada dalam
daftar.
C. KUALITAS INSTRUMENT PENELITIAN
Instrumen dalam penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting karena benar
tidaknya data yang dikumpulkan akan tergantung dari baik tidaknya
instrument pengumpul data.
Instrumen yang baik harus
memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur dengan
tepat variable yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrument
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran yang
sebenarnya tentang variable yang dimaksud. Untuk mengetahui ketepatan data ini
diperlukan uji validitas.
Ada dua macam
validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan
validitas internal.
a. Validitas eksternal, jika data yang dihasilkan dari
instrument tersebut sesuai dengan data atau informasi lain tentang variable
penelitian yang dimaksud.
Jadi ada sumber data
lain yang dapat digunakan untuk croos check. Misal mengukur kemampuan mahasiswa
dalam praktik auditing. Dalam hal ini dipakai instrument berupa tes kasus
audit. Kemudian hasil tes kasus audit mahasiswa dibandingkan dengan indek
prestasi mahasiswa yang bersangkutan . Jika hasil tes audit berkorelasi dengan
indek prestasi maka secara teori instrument tes audit tersebut sudah memenuhi
validitas eksternal.
b. Validitas internal dicapai
apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrument dengan instrument
secara keseluruhan.
Dengan kata lain
sebuah instrument dikatakan mempunyai memiliki validitas internal jika
setiap bagian instrument mendukung “misi” instrumen secara keseluruhan,
yaitu mengungkap data dari variable yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud
dengan bagian instrument dapat berupa butir butir pertanyaan dari
kuesioner atau soal tes, tapi .dapat pula kumpulan dari butir butir
tersebut yang mencerminkan suatu factor. Sehubungan dengan ini maka ada istilah validitas
butir dan faliditas factor. Sebuah instrument mempunyai validitas butir /
factor yang tinggi apabila butir-butir atau factor yang membentuk
instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi instrument.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrumen yang baik tidak
akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka beberapa
kalipun diambil tetap menghasilkan data yang sama. Dengan demikian suatu
instrument dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat menghasilkan
pengukuran yang konsisten apabila digunakan berkali-kali.
Ada dua jenis reliabilitas
yaitu reliabilitas eksternal danreliabilitas internal.
Seperti halnya
validitas, dua nama tersebut menunjukkan pada cara menguji reliabilitas. Jika
ukuran atau patokannya berada diluar instrument maka dari hasil pengujian
diperoleh reliabilitas eksternal. Jika pengujian dilakukan dengan
menggunakan data dari dalam instrument itu sendiri maka akan meghasilkan
reliabilitas internal.
Untuk menguji validitas dan
reliabilitas instrument dapat digunakan software SPSS (Statistical Product and
Service Solution)
PENGUMPULAN DATA
Setelah instrument dirancang maka sebelum digunakan sebaiknya peneliti
melakukan uji coba lebih dulu untuk mengetahui apakah responden bisa
memahami pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Sampel yang dipilih untuk
keperluan uji coba adalah haruslah sample dari populasi dimana sample
penelitian akan diambil. Dalam uji coba, responden diberi kesempatan untuk
memberikan saran-saran perbaikan bagi kuesioner yang diuji cobakan tersebut.
Kemudian jika digunakan
tenaga pembantu untuk pengumpulan data, maka petugas pengumpul data tersebut
harus diberi pelatihan dulu sehingga nantinya dapat memahami apa yang
seharusnya dilakukan di lapangan. Pelatihan ini sangat penting karena jika
pengumpul data salah sikap dalam interview misalnya, maka hal ini akan
mempengaruhi data yang diberikan oleh responden, akibatnya data yang
dikumpulkan salah. Seorang pengumpul data juga harus mempunyai keahlian
dan pengalaman. Semakin kurang pengalamannya maka pengumpulan data semakin
dipengaruhi oleh keinginan pribadinya, semakin bias data yang terkumpul.
Jika instrument yang
digunakan adalah kuesioner yang dikirimkan ke responden, maka masalah yang
sering dihadapi adalah tidak kembalinya kuesioner tersebut. Dalam hal ini
peneliti dapat mengirim surat kepada responden untuk mengingatkan
kembali kuesioner yang telah disampaikan, dan meyakinkan bahwa kesediaan
responden sangat diharapkan dan berarti.
Dibandingkan dengan
instrument kuesioner yang dikirim ke responden maka pengumpulan data dengan
wawancara (interview) mempunyai peluang untuk memperoleh data lebih banyak dan
lebih lengkap. Untuk interview tentu dibutuhkan tenaga pembantu, oleh karena
itu pelatihan harus diberikan kepada pewawancara (interviewer) agar diperoleh
data yang obyektif dan reliable.
Latihan untuk pewawancara
pada umumnya melalui 2 tahapyaitu:
a. Tahap pertama, calon pewancara mempelajari pedoman
wawancara dan hal –hal yang terkait dengan kondisi wawancara, transaportasi,
pengamanan data, variable yang diungkap dan sebagainya. Pada kesempatan ini
perlu dipertimbangkan apakah harapan peneliti sebaiknya diungkapkan atau tidak,
karena adakalanya justru membuat pewawancara mempunyai kecenderungan
mengarah data kepada harapan tersebut sehingga dapat mengakibatkan bias.
b. Tahap kedua, calon pewawancara dilatih bagaimana
menjadi pewawancara yang baik, bagaimana dating, membuka percakapan,
mengemukakan maksud, mengajukan pertanyaan, memberikan respon sampai ke menutup
pembicaraan. Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif, suasana harus tetap
rileks agar data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan dapat dipercaya.
Dalam uji coba peneliti harus mencatat teknik dan kondisi yang
mana yang paling mendukung penerimaan informasi yang paling tepat.
Sebaiknya pada waktu uji coba digunakan tape recorder atau video sehingga dapat
dilakukan evaluasi.